Kamis, 26 Mei 2011

Karya Indonesia : Indonesia Kembangkan “WordPress Board Game”


WordCamp Indonesia kali ini (29-30 Januari 2011, Bandung) adalah event WordCamp ketiga yang dilaksanakan di Indonesia dan akan menjadi sebuah event yang sangat istimewa karena di sana WordPress Boardgame pertama dirilis dan diperkenalkan ke seluruh dunia.
WordCamp merupakan sebuah event di mana para pengguna dan pengembang WordPress (blogging platform & Content Management System)  bisa saling bertemu untuk saling berbagi info, pengalaman, serta antusiasme mereka tentang WordPress dan kali ini, untuk pertama kalinya, mereka semua juga akan bisa merasakan pengalaman seru bermain WordPress Board Game.
Sebagaimana namanya, WordPress menjadi inti dan tema utama dari permainan (heart of the game). Tetapi bukan hanya itu, WordPress Board Game juga menawarkan mekanisme permainan yang sangat unik sekaligus desain yang sangat menarik.
Tema, mekanisme permainan, dan desain yang ditampilkan telah diset sedemikian rupa sehingga memberikan kemudahan untuk bisa diangkat serta diadopsi oleh media digital. Besar kemungkinan, bahwa WordPress Board Game menjadi board game Indonesia pertama yang tersedia dalam versi digital.
WordPress Board Game dapat dimainkan oleh 2-4 pemain dengan durasi permain sekitar 45 min. Dalam permainan ini setiap pemain berperan sebagai pengembang website yang bekerjasama dalam satu tim untuk mendesain sebuah blog dengan memanfaatkan WordPress.
Masing-masing pemain kemudian dituntut untuk bisa mengoptimalkan berbagai plugin yang tersedia untuk bisa memberikan hasil terbaik.
Sebuah tugas yang sederhana? Tidak dalam permainan ini.
Berbagai elemen permainan yang ada membuat tugas yang begitu sederhana menjadi sangat menantang. Kerjasama tim menjadi hal yang sangat penting – tetapi kadang, kemenangan adalah milik pribadi dan persaingan menjadi hal yang tidak bisa dihindari.
Melalui WordPress Board Game kita bisa mengenal 18 WordPress themes dan 70 plugin lengkap dengan keterangan mengenai fungsi dan kegunaan dari masing-masing plugin tersebut. WordPress Board Game juga menjadi sebuah bukti nyata betapa board game Indonesia telah berkembang sangat pesat.
Board game bukan lagi sekedar media hiburan, board game juga bisa menjadi sebuah media penyampai informasi yang sangat menarik, sebuah merchandise kreatif, sekaligus media promosi baru.
Dari semua gambaran di atas, board game bisa jadi the new big thing di tahun ini. Bagaimana menurut Anda?
WordPress Board Game
  • Desainer: Eko Nugroho
  • Ilustrator: Brendan Satria A.
  • Jumlah pemain: 2-4 pemain
  • Lama permainan: 45 menit
  • Dikembangkan bersama oleh Kummara Board Game Center (KBGC) dan WordCamp Indonesia
Sumber: detikInet

Games Karya Indonesia : Mahasiswa ITS Luncurkan Game Edukasi “Mbatik Yuk”


Mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya meluncurkan lima “game” edukasi yakni “Mbatik Yuk”, “Perjalanan Kartini”, “Simulasi Hacker ID”, “Simulasi Jinak Bom”, dan “IP Sims” (Simulasi Jaringan Komputer).
“Game itu bisa positif dan negatif, karena itu kami menyambut Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) dengan mempersembahkan game edukasi guna memerangi pengunaan teknologi untuk kemungkaran,” kata dosen pembimbing, Imam Kuswardayan SKom MT, di Surabaya, Rabu.
Ia mengemukakan hal itu saat peluncuran lima game edukasi untuk memeriahkan Festival Seni dan Teknologi pada 29-30 April yang dirangkai dengan Pekan Ilmiah Mahasiswa ITS (PIMITS) 2011 pada 1-5 Mei di Grha ITS Surabaya.
“Ada 17 game edukasi yang dirancang para mahasiswa, tapi sudah sembilan game edukasi yang dipublikasikan yakni pertempuran 10 November (P10Ner), Palagan Ambarawa, Merapi Boy, Merapi Joy, dan lima game edukasi yang diluncurkan saat ini,” katanya.
Game edukasi “Mbatik Yuk” dirancang lima mahasiswi Fakultas Teknologi Informasi (FTIf) ITS yakni Himmatul Azizah, Ratri, Intan Dzikria, dan Sangkurnia Sekar Arom.
“Banyak orang memakai batik, tapi banyak orang yang tidak tahu cara membatik, termasuk tahapan-tahapannya, karena itu kami merancang game dengan skets pen agar seperti membatik dengan canting, sebab kalau pakai `mouse` akan berbeda dengan canting,” kata Ratri.
Game itu menceritakan Sinta yang merupakan gadis kota yang sedang berlibur ke rumah neneknya di desa yang kebetulan pemilik industri batik dan akhirnya meminta cucunya untuk belajar membatik melalui bimbingannya.
“Ada empat tahap membatik yakni isen-isen atau menebalkan pola, mbliriki atau mewarnai pola, mbironi atau mencelupkan kain ke zat pewarna, dan nglorod atau merebus di air panas agar malam meleleh. Semuanya tahapan itu ditempuh dengan tiga level yakni mudah, sedang, dan rumit. Semuanya ada skor,” katanya.
Untuk game edukasi “Perjalanan Kartini” dirancang tujuh mahasiswa Magister Informatika yakni Galih Candra Setiawan (manajer proyek), Arief Prasetyo (tukang koding), Fariz Andri Bakhtiar (pengisi suara dan bunyi), Fariz Andri Bakhtiar (perancang peta dan bangunan dalam game), Rizky Noviasri (pembuat gambar dan animasi), dan I Gusti Lanang Putra Eka (dokumentasi).
“Kami merancang game dengan sistem RGP (role playing game) dengan penggalan cerita mulai masa kecil Kartini yang membeli gula aren, masa sekolah, masa pingit, dan sebagainya,” kata Galih Candra Setiawan..
Sumber: ANT

Games Karya Indonesia : Mahasiswa ITS Bikin Game Pertempuran Ambarawa


“Sejak gugurnya Letnan Kolonel Isdiman, Panglima Besar Jendral Soedirman merasa kehilangan perwira terbaik dan ia langsung turun ke lapangan untuk memimpin pertempuran. Hingga terjadilah Palagan (Pertempuran) Ambarawa melawan sekutu dengan pasukan dan senjata yang jauh lebih kuat”.
Itulah secuil kisah pertempuran Ambarawa yang bersejarah tersebut. Peringatan pertempuran Ambarawa sendiri dikenang setiap tanggal 15 Desember. Memang tanggal peringatan ini tak setenar 10 November (Hari Pahlawan), namun peristiwa Ambarawa tak bisa dilupakan begitu saja. Mengingat, pertempuran sengit ini merupakan upaya mengusir penjajah yang memiliki kekuatan yang jauh lebih besar.
Sekelompok anak muda dari ITS pun coba mengenang peristiwa bersejarah itu dengan membuat game. Palagan Ambarawa — demikian nama game yang diklaim akan membawa pemain untuk memerankan salah satu pejuang dalam Pertempuran (Palagan) Ambarawa.
Misi-misi yang harus diselesaikan pun dikatakan sesuai dengan kronologi sejarah Palagan Ambarawa, yaitu:
1. Pertempuran Magelang
2. Insiden Desa Jambu
3. Serangan Benteng Ambarawa
4. Pertempuran Ambarawa
Di dalam game bergenre first person shooter (FPS) ini, suasana pertempuran berada di desa-desa dan di dalam benteng. Narasi teks dan video yang berhubungan dengan kronologis sejarah juga disisipkan di dalam game untuk menambah nilai historis serta menggugah patriotisme.
Game yang dikembangkan oleh tim gabungan dari mahasiswa Sistem Informasi dan Teknik Informatika ITS serta pembimbing dari Teknik Informatika ITS ini memakan waktu pengerjaan sekitar 2 bulan.
“Kami berencana akan mempublikasikan game ini secara umum di website gameedukasi.com. Harapan kami, melalui game ini bisa menanamkan edukasi serta menumbuhkan rasa patriotisme,” tukas pembuatnya.
Tertarik untuk memainkannya? Jangan khawatir, game ini membutuhkan spesifikasi komputer yang tidak terlalu tinggi. Seperti OS Windows 2000, XP, Vista, 7 dengan update DirectX terbaru. CPU minimalPentium III 1 Ghz, 512 MB RAM, hard disk 400 Mb, serta Graphics card DirectX x9.0c compatible with 64 Mb memori
Sumber: detikInet

Games Karya Indonesia : Football Saga: Game Bola Asal Bandung yang Ingin Mendunia


Di tengah kisruh sepakbola nasional, sekelompok anak muda Bandung yang bergabung dalam Agate Game Studio, justru dengan kreatif mengembangkan game online bertema sepakbola yang diklaim berkualitas internasional. Game yang diberi nama Football Saga ini dapat dimainkan secara online oleh para pengguna Facebook.
“Jika sepakbola Jepang maju salah satunya terinspirasi film animasi Kapten Tsubasa, kami ingin Football Saga bisa menginspirasi anak-anak muda Indonesia memajukan sepakbola nasional. Itu latar belakang kami mengembangkan game ini,” jelas Andrew Pratomo, salah satu pengembang Football Saga.
Yang menarik dari game ini adalah, jika umumnya game sepakbola online mengambil karakter seorang manajer atau pelatih sebuah klub sepakbola, game ini mengambil sudut pandang yang unik dan berbeda.
Di dalam Football Saga, para pemain game akan memainkan karakter seorang pemain sepakbola yang harus memulai karir dari pesepakbola amatir hingga menjadi atlet sepakbola professional.
Layaknya di dunia nyata, para pemain harus melakukan beragam latihan untuk meningkatkan kemampuannya, bergabung di akademi sepakbola agar memperoleh latihan yang lebih berkualitas, hingga bekerja paruh waktu untuk mengumpulkan biaya latihan atau biaya bergabung di akademi sepakbola.
Tidak hanya itu, para pemain juga dapat menantang teman-temannya dalam beragam uji kemampuan sepakbola dan melengkapi dirinya dengan bermacam-macam sepatu, jersey, hingga aksesoris untuk mendukung permainannya.
Jika sudah memiliki kemampuan cukup, para pemain dapat bergabung dengan klub sepakbola dan bertanding dalam sebuah liga. Semakin baik kemampuan dan prestasinya, semakin tinggi level liga yang dapat diikutinya.
“Football Saga merupakan game sosial yang sangat menarik, para pemain tidak hanya diajak bersaing dengan pemain lain tetapi pada saat bersamaan juga harus bekerjasama untuk menjadikan timnya juara,” tutur Samuel Henry, Koordinator International Game Developer Association (IGDA) chapter Indonesia.
Pengembang game ini pun terus berupaya memberikan dukungan pada sepakbola nasional, misalnya saja dengan menyediakan berbagai atribut bernuansa merah putih untuk para pemainnya.
“Untuk mendukung kemajuan sepakbola nasional, kami mengajak para pemain game ini untuk menggunakan kostum tim nasional Indonesia dan kostum ini akan menaikkan kemampuan mereka. Selain itu, kami juga terus menyisipkan pesan-pesan dukungan dalam game,” jelas Andrew lagi, dalam keterangannya, Rabu (16/3/2011).
Tembus 20 Ribu Pemain
Football Saga telah dikembangkan sejak tahun lalu dan sempat dirilis untuk ujicoba pada pertengahan 2010. Setelah mengalami berbagai perbaikan dari hasil ujicoba tersebut, Football Saga dirilis kembali pada pertengahan Februari 2011 ini.
Dengan memanfaatkan berbagai jejaring sosial dan forum online sebagai media publikasi, game ini memperoleh respon yang sangat positif dari publik. Terbukti dalam tiga minggu, Football Saga mampu menarik 21.111 Monthly Active User (pemain aktif).
Dalam rencana pengembangannya, Football Saga direncanakan akan dirilis tidak hanya untuk pasar lokal tetapi juga ke pasar internasional.
“Sejak awal, Football Saga didesain untuk pasar internasional, itu sebabnya game ini menggunakan bahasa Inggris. Semoga bisa menjadi game online buatan Indonesia yang sukses di level internasional,” pungkas Andrew.
Sumber: detikInet

Games Karya Indonesia : Majapahit Online, Game Facebook Asli Indonesia


Jika selama ini game-game yang dimainkan di Facebook selalu didominasi oleh game asing, maka sudah saatnya bagi pengguna Facebook Indonesia mencicipi permainan dengan latar belakang ‘Indonesia banget’, yang tentu saja asli buatan pengembang lokal.
Game bernama Majapahit Online adalah game Facebook yang diproduksi oleh Anantarupa Studiosdengan tujuan untuk mengingatkan masyarakat Indonesia bahwa 500 tahun yang lalu kita pernah menjadi bangsa yang besar di Asia sekaligus untuk mempromosikan sejarah dan kekayaan budaya bangsa Indonesia ke mancanegara.
Anantarupa Studios mengangkat tema Majapahit bukan untuk mengagung-agungkan masa lalu atau salah satu suku saja, tetapi agar dapat menyadarkan bangsa Indonesia bahwa dengan bersatu barulah kita dapat menjadi kuat. Di masa Majapahit-lah pondasi untuk NKRI pertama kali ditanam, yaitu saat seluruh nusantara bersatu untuk secara bersama melindungi seluruh wilayah nusantara sebagai satu kesatuan baik di darat, laut, serta segala sumber daya di dalamnya.
Majapahit Online mengambil cerita dari sudut pandang pemain dari masa sekarang yang secara tidak sengaja terlempar kembali ke masa lalu di jaman Majapahit, dimana kondisi kehidupannya sangat berbeda dari pengetahuan sejarah yang dia peroleh.
Dalam Majapahit Online, para pemain diajak untuk menyusuri cerita kehidupan di masa Majapahit, mengalami dan mengenal berbagai hal dari aspek kehidupan masyarakat, seni dan budaya, adat istiadat, kehidupan sosial bernegara sampai dengan kehidupan maritimnya, dikarenakan dulunya Majapahit terkenal kuat di darat maupun di lautan, dan menurut catatan Portugis, meriam Portugis sendiri tidak dapat menembus dinding Jung-Jung Jawa yang berukuran jauh lebih besar dibanding kapal Portugis.
Game Majapahit Online didesain dengan beberapa alternatif penceritaan dimana alur cerita akan berbeda-beda, tergantung dari partisipasi aktif dan kerjasama tiap-tiap pemain dalam menentukan pilihan. Majapahit Online disajikan dengan genre visual novel dan sedikit elemen strategi-strategi Jawa seperti Garuda Vyuha, Dirada meta, dan sebagainya.
Bab pertama dari cerita Majapahit Online adalah Senopati Terakhir, yang secara singkat menceritakan tentang berakhirinya masa Singhasari sampai dengan awal berdirinya Majapahit. Ulasan lebih lengkap tentang cerita ini telah dituangkan dalam sebuah novel berjudul Senopati Terakhir karya Setyo Wardoyo, yang sudah tersedia di toko buku Gramedia dan Gunung Agung.
“Proyek game yang saat ini sedang kami garap, Majapahit Online, dengan status pengerjaan tahap akhir dan akan open beta 30 Juli 2011,” tulis mereka dalam keterangan resminya, Selasa (23/5/2011).
Di tengah tingginya tingkat pertumbuhan game dari luar negeri, Anantarupa Studios mencoba untuk ikut bersaing dengan menyajikan karya anak bangsa secara nasional bahkan internasional, melalui game Majapahit Online dengan masa open beta akhir Juli 2011.
Melalui game ini diharapkan para pemain dapat mengambil nilai edukasi dari game ini, belajar dari kesuksesan dan keruntuhan Majapahit sebagai refleksi bagi Indonesia saat ini.
Sumber: OkeZone

Rabu, 25 Mei 2011

Anak Berprestasi ( Fahma Waluya )


Fahma Waluya Rosmansyah (12 tahun) dan adiknya, Hania Pracika Rosmansyah (6 tahun) saat menerima penghargaan APICTA AWARDS 2010 kategori Secondary Student Project. 
(Foto Copyright By APICTA)


Indonesia berhasil meraih Juara (Winner) pada ajang Asia Pacific ICT Alliance (APICTA) Awards 2010 yang berlangsung tanggal 12 – 16 Oktober 2010 di Kuala Lumpur Malaysia. Prestasi ini diperoleh pada kategori Secondary Student Project melalui karya siswa SD Cendikia Bandung / SMP Salman AL-Farisi Bandung, Fahma Waluya Rosmansyah (12 tahun) dan adiknya, Hania Pracika Rosmansyah (6 tahun).
Melalui karya berupa kumpulan program game edukasi sederhana yang dibuat menggunakan Adobe Flash Lite untuk ponsel Nokia E71 dengan judul “My Mom’s Mobile Phone As My Sister’s Tutor” (Ponsel Ibuku Untuk Belajar Adikku), Fahma Waluya & Hania Pracika berhasil mendapat apresiasi tinggi dari tim juri APICTA Internasional 2010 dan memperoleh skor tertinggi sekaligus memboyong piala Juara (Winner) APICTA 2010 pada kategori Secondary Student Project, disusul secara ketat dengan selisih skor tipis oleh empat pemenang Merit Award (Runner-Up) pada kategori yang sama :
  • SpringGrass karya Chung Hwa Middle School BSB – Brunei
  • Auto Temperature Descension Device by Solar Power karya Foon Yew High School (Kulai) – Malaysia
  • SimuLab karya Pamodh Chanuka Yasawardene – Srilangka
  • Destine Strategy karya Rayongwittayakom School – Thailand
Keberhasilan ini sangat istimewa karena Fahma Waluya (12 tahun) dan adiknya Hania Pracika (6 tahun) mencetak rekor baru untuk peserta termuda yang berhasil meraih Juara (Winner) APICTA selama 10 tahun penyelenggaraan kompetisi APICTA Awards Internasional yang diadakan sejak tahun 2001. Selama ini untuk kategori Secondary Student Project yang diikuti siswa-siswa elementary, middle dan high school, pemenangnya berasal dari siswa-siswa yang lebih senior (middle atau high school).
Selain itu karya-karya finalis yang berkompetisi pada kategori Secondary Student Project ini bersaing cukup ketat. Selain Fahma yang ditetapkan sebagai Juara (Winner), tim juri juga menetapkan empat karya lain sebagai peraih Merit Award (selisih nilai 5% dari Juara) seperti disebutkan di atas. Terdapat 5 kriteria yang sangat menentukan dalam penilaian juri internasional yaitu : Uniqueness, Proof of Concept, Functionalities/Features, Quality/Application of Technology, Presentation.

Aku sayang adikku, Hania, meskipun dia kadang-kadang rewel, terutama saat dia tidak ada kegiatan atau permainan. Dia sekarang sekolah di TK B Cendikia, Bandung. Dia senang memainkan ponsel, terutama punya Ibuku. Sejak di playgroup, dia senang belajar. Aku ditantang Ayahku untuk membuat aplikasi di hape Ibuku, agar adikku bisa bermain sambil belajar. Akhirnya, dibuatlah aplikasi untuk ponsel Ibuku (Nokia E71, sama dengan ponsel Ayahku) “Belajar Huruf, Angka, dan Warna”, lalu “EnglishForKids”, dan “Doa Anak Muslim”. Jadi, aplikasi Flash Lite di ponsel ini adalah untuk anak-anak belajar huruf, angka, warna, bahasa Inggris, dan doa-doa di ponsel. (Fahma Waluya Rosmansyah – Program Book INAICTA 2010)

Keberhasilan tersebut tidak lepas dari kerja keras Tim APICTA Indonesia 2010 / Aspiluki yang yang telah mempersiapkan tim Fahma Waluya Romansyah dan Hania Pracika Romansyah ke ajang APICTA 2010, setelah sebelumnya Fahma dan Hania meraih Juara (Winner) di INAICTA 2010 pada kategori Student Project SD.
Selain itu dukungan dan bimbingan kedua orangtua Fahma dan Hania yaitu pasangan Dr. Yusep Rosmansyah (Dosen & Peneliti di ITB) dan Yusi Elsiano (Praktisi Anak) turut memberikan andil yang sangat besar dalam mengembangkan kemampuan dan prestasi putra-putri mereka hingga berhasil meraih juara pada kompetisi ICT tingkat internasional ini. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai program game edukasi yang dikembangkan Fahma dan Hania, dapat diakses melalui situs www.perkembangananak.com yang dikelola oleh Yusi Elsiano, ibunda Fahma dan Hania.
Sayang untuk kategori lainnya, Tim Indonesia pada ajang APICTA 2010 ini tidak berhasil memperoleh penghargaan. Namun secara keseluruhan prestasi Indonesia yang memperoleh satu juara (winner) melalui Fahma dan Hania di ajang APICTA 2010 ini sangat membanggakan, khususnya dalam memberi inspirasi bagi anak-anak bangsa usia sekolah bahwa mereka sebagai generasi penerus bisa dan sanggup bersaing serta berprestasi di tingkat internasional.
Untuk daftar seluruh pemenang APICTA 2010 dapat diakses melalui link ini APICTA 2010 Winners
Selamat kepada Fahma dan Hania, serta Tim APICTA Indonesia 2010…